KEBUDAYAAN ZAMAN MESOLITIKUM DAN PALEOLITIKUM



Kebudayaan deutro melayu
Kebudayaan bangsa deutro melayu sudah tinggi dibandingkan dengan bangsa proto melayu. Contoh hasil kebudayaannya adalah barang-barang yang terbuat dari logam seperti besi dan perunggu. Kebudayaan deutro melayu ini sering disebut dengan Don Song. Contoh lainnya adalah bejana perunggu, nekara, dan kapak sepatu. Contoh bangsa deutro melayu yang sampai saat ini masih ada adalah bangsa Melayu, Bugis, Jawa, Minang, dan Batak.
Kebudayaan proto melayu

Kebudayaan proto melayu diangap lebih tinggi dibandingkan dengan kebudayaan Homo Sapiens di Indonesia. Kebudayaan proto melayu masuk di kebudayaan batu atau neolitikum. Contoh kebudayaan proto melayu adalah barang-barang terbuat dari batu namun hasilnya sudah halus dan rapi, kapak persegi berasal dari jalan barat sedangkan kapak lonjong berasal dari jalan timur.
Salah satu keturunan bangsa proto melayu yang saat ini masih hidup adalah suku yang ada di Papua, suku Batak, suku Torajam dan suku Dayak.

Kebudayaan mesolitikum
kebudayaan Mesolithikum yang sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap.

Hasil Kebudayaan Zaman Paleolitikum (Batu Tua) – Pada zaman paleolitikum perkakas batu dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dihaluskan. peninggalan kebudayaan manusia indonesia zaman paleolitikum di temukan didaerah sekitar pacitan dan ngandong.

Kebudayaan mesolitikum
kebudayaan Mesolithikum yang sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan disepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas penemuan tersebut menunjukkan bahwa manusia purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap.



Kebudayaan neolithikum
Hasil Budaya Zaman Neolithikum  
Peralatan batu pada zaman ini sudah halus karena manusia pendukung sudah mengenal teknik mengasah dan mengupam. Peralatannya antara lain :

1. Kapak Persegi
Adalah kapak yang penampang lintangnya berbentuk persegi panjang atau trapesium. Ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Sebutan kapak persegi diberikan oleh Von Heine Geldern.
2. Kapak Lonjong
Adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong memanjang. Ditemukan di Irian, seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa, dan Serawak.
3. Kapak Bahu
Adalah kapak persegi namun pada tangkai diberi leher sehingga menyerupai botol persegi. Kapak bahu hanya ditemukan di Minahasa, Sulawesi Utara.
4. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa
5. Tembikar (Periuk belanga) ditemukan didaerah Sumatera, Jawa, Meldo (Sumba)
6. Pakaian (dari kulit kayu)

Hasil Kebudayaan Pada Zaman Logam (Zaman Perunggu)

Hasil-hasil kebuda aan dan zaman logam berupa kapak corong, nekara, bejana perunggu, arca-arca, benda-benda dan besi, dan gerabah.

Kapak Corong (kapak sepatu)
Kapak corong adalah kapak yang bagian atasnya berbentuk corong yang berguna untuk memasukkan tangkai kayu. Kapak corong mi banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Selayar dan dekat danau Sentani, Papua. Kapak corong yang salah satu sisinya memanjang disebut Candrasa. Candrasa ditemukan di Yogyakarta dan Roti. Kapak Corong dan Candrasa yang indah dipergunakan sebagai tanda kebesaran dan alat upacara saja.
Nekara
Nekara adalah genderang besar yang terbuat dan perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutup di bagian atasnya. Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Roti, Selayar, dan kepulauan Kei. Nekara yang terbesar terdapat di Pura Penataran Sasih di desa Intaran daerah Pejeng, Bali. Di Alor ditemukan sejenis nekara yang kecil dan langsing yang disebut Moko atau Mako.
Bejana Perunggu
Bejana Perunggu berbentuk bulat panjartg, ditemukan di Sumatra Madura
Arca-Arca Perunggu
Arca dan zaman perunggu berupa arca manusia dan bintang dalam berbagai bentuk. Arca-arca tersebut ditemukan Bangkinang (Riau) dan di Limbangan (Bogor),
Benda-Benda Perunggu
Benda-benda perunggu lain yang ditemukan dan zaman logam perhiasan (cincin dan gelang), senjata (ujung tombak dan belati) serta alat-alat lain, seperti mata pancing, ikat pinggang, dan penutup lengan.
Benda-Benda Besi
Berbeda dengan benda perunggu, penemuan benda-benda besi jumlahnya terbatas. Seringkali benda-benda besi tersebut ditemukan sebagai bekal kubur, misalnya di dalam kubur-kubur di Wonosari (Jawa Tengah) dan di Besuki (Jawa Timur). Bendab enda besi yang ditemukan tersebut berupa: mata kapak, pisau, sabit, pedang, mata tombak, gelang-gelang besi, dan sebagainya.
Gerabah
Gerabah pada zaman Logam mencapai tingkat yang lebih maju ragam hiasnya yang lebih kaya. Tempat penemuan gerabah misalnya di Gilimanuk (Bali), Leuwiliang (Bogor), Anyer (Jawa Barat), dan Kalumpang (Sulawesi Selatan).

Hasil kebudayaan megalithikum
• Menhir
Menhir adalah sebuah tugu atau batu yang tegak digunakan untuk memperingati orang yang sudah meninggal, batu tegak ini juga sebagai penghormatan dan juga lambang yang diberikan kepada orang yang sudah meninggal.menhir ini adalah batuan dari periode Neolitikum dan batunya juga serupa dengan Dolmen.
• Punden Berundak
Pada zaman dahulu Punden berundak digunakan untuk memuja arwah nenek moyang yang sudah meninggal. Bentuknya adalah bangunan yang disusun bertingkat. Dan bentuk ini juga sebagai inspirasi bagi konsep dasar sebuah candi pada masa hindu Buddha.
• Kubur Batu
Kubur batu berbentuk seperti kuburan pada zaman sekarang yaitu satu sisi panjang dan satu sisi yang lain lebar.
• Sarkofagus

Sarkofagus adalah sejenis kubur batu tetapi mempunyai penutup di atasnya. Dan biasanya dihias dengan lukisan manusia atau binatang di dinding mukanya. Danm dipercaya bisa menimbulkan kekuatan magis. Karena biasanya Sarkofagus disimpan di atas tanah maka Sarkofagus ini sering di hias atau diukir.
• Dolmen
Dolmen adalah peningga;an zaman Megalitikum dan memiliki banyak bentuk dan berbagai fungsi. Misalnya sebagai pelinggih roh-roh atau digunakan sebagai tempat sesaji.
• Arca Batu
Arca Batu banyak ditemukan di Indonesia yanitu di daerah Sumatera Selatan dan juga Sulawesi Tenggara.

Tradisi animisme
Setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa. Roh itu mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Roh atau jiwa itu pada manusia disebut nyawa. Nyawa itu dapat berpindah-pindah dan mempunyai kekuatan gaib. Oleh karena itu, nyawa dapat hidup di luar badan manusia. Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan dapat berjalan kemana-mana (itulah merupakan mimpi). Akan tetapi apabila manusia itu mati, maka roh tersebut meninggalkan badan untuk selama-lamanya. Roh yang meninggalkan badan manusia untuk selama-lamanya itu disebut arwah. Menurut kepercayaan, arwah tersebut hidup terus di negeri arwah serupa dengan hidup manusia. Mereka dianggap pula dapat berdiam di dalam kubur, sehingga mereka ditakuti. Bagi arwah orang-orang terkemuka seperti kepala suku, kyai, pendeta, dukun, dan sebagainya itu dianggap suci. Oleh karena itu, mereka dihormati; demikian pula nenek moyang kita. Dengan demikian timbullah kepercayaan yang memuja arwah dari nenek moyang yang disebut Animisme.
Tradisi dinamisme
Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya. Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mempunyai pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak.
Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya. Antara fetisyen dan jimat tidak terdapat perbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik dan buruk tergantung kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan. Perbedaannya, jika jimat pada umumnya dipergunakan/dipakai di badan dan bentuknya lebih kecil dari pada fetisyen. Contohnya, fetisyen panji Kiai Tunggul Wulung dan Tobak Kiai Plered dari Keraton Yogyakarta.

Comments

Popular posts from this blog

ALAT MUSIK TRADISIONAL 34 PROVINSI

Makalah Tentang Makanan Kue Kering dan Gorengan

CONTOH SOAL MID SEMESTER KELAS VIII SEMESTER 1