BUDIDAYA TANAMAN PADI SALIBU


MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN PADI SALIBU



Oleh :
YULIAN ANGGRAINI
16100025421007






UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
FAKULTAS PERTANIAN PAYAKUMBUH
TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya  sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada ibuk Ir,YUSTITIA AKBAR ,MP dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan,saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu  sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.




Payakumbuh,  27 September 2018

                                                                                                 Penulis














BAB I.
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman yang sangat penting keberadaannya di Indonesia karena beras yang dihasilkan merupakan sumber makanan pokok dan bahkan bagi separoh penduduk Asia.  Sekitar 1.750 juta jiwa dari 3 milyar penduduk Asia termasuk 200 juta penduduk Indonesia, menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras. Sementara di Afrika dan Amerika Latin yang berpenduduk sekitar 1,2 milyar, 100 juta diantaranya pun hidup dari beras. Oleh karena itu, di Negara-negara Asia beras memiliki nilai ekonomis sangat berarti. Oleh karena itu padi dapat mempengaruhi kestabilan politik, ekonomi dan pertanian negara, serta mempengaruhi biaya kerja dan harga bahan lainnya (Andoko, 2010).Perkembangan pembangunan pertanian di bidang pertanian terus meningkat dan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga oleh pihak swasta dan masyarakat yang ikut berperan serta dalam sektor pangan, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja yang akan mengurangi angka pengangguran di dunia khususnya di negara Indonesia (Burbey, 2002). 
Menurut Departemen Pertanian (2006), tingkat konsumsi di Indonesia 139,15 kilogram per kapita per tahun atau setara dengan kebutuhan beras        47,57 juta ton gabah kering giling (GKG). Sementara lahan yang tersedia hanya 11 juta – 12 juta hektar(ha) dengan rata – rata produksi 4-6 ton per ha. Jumlah ini tidak akan cukup pada tahun yang akan datang.  Dengan asumsi laju pertumbuhan 0,92 % per tahun, kebutuhan beras kita akan mencapai 61,23 juta ton GKG, sementara konversi lahan pertanian berlangsung terus – menerus.
Di tengah rumitnya upaya peningkatan produksi padi ternyata di Kabupaten Tanah Datar ada suatu inovasi teknologi sejak tahun 2007 telah dikembangkan oleh masyarakat dan sangat mudah dilaksanakan. Inovasi tersebut adalah “ Teknologi Padi Salibu” , namun yang menjadi permasalahan bahwa kebanyakan petani masih belum mau menerapkan teknologi tersebut karena petani masih percaya dengan teknologi tradisional (cara lama) yang selalu dilakukan setiap periode tanam, sehingga para penyuluh pertanian maupun badan pertanian setempat sulit untuk memberikan sosialisasi mengenai padi salibu ini.
Padi salibu merupakan sebutan oleh masyarakat Minangkabau terhadap tunas padi yang tumbuh setelah batangnya dipotong ketika dipanen. Di daerah lain orang menyebutnya padi suli, padi berlanjut, ratun atau singgang (Jawa) atau turiang (Sunda) dan lain-lain sesuai bahasa daerah masing-masing. Selama ini padi salibu hanya dijadikan hijauan makananan ternak, karena gabah yang dihasilkan tidak menguntungkan secara ekonomis.
Menurut Yohanes (2012) Keuntungan penerapan padi salibu/ratun adalah cepat, mudah dan murah serta dapat meningkatkan produktivitas padi per unit area dan per unit waktu. Penerapan budidaya padi dengan sistem salibu/ratun melalui pemanfaatan varietas berdaya hasil tinggi, diduga dapat memberi andil dalam meningkatkan produktivitas padi nasional.Tanaman padi dapat tumbuh hingga setinggi 1 - 1,8 m. Daunnya panjang dan ramping dengan panjang 50 - 100 cm dan lebar 2 - 2,5 cm. Beras yang dapat dimakan berukuran panjang 5 - 12 mm dan tebal 2 - 3 mm. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 ern, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras.
1.1. Tujuan
1.        Mengetahui budidaya tanaman padi salibu.
2.        Mengetahui pengaruh budidaya padi salibu terhadap produksi.

1.2. Sejarah Tanaman Padi
              Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua koenig danOryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii roschev dan Oryza glaberima steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan hasil usahanya dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.


1.3. Unsur Gizi Dalam Tanaman Padi
  Energi
  Karbohidrat
  Gula
  Serat pangan
  Lemak
  Protein
  Air
  Thiamine (Vit. B1)
  Riboflavin (Vit. B2)
  Niacin (Vit. B3)
  Pantothenic acid(B5)
  Vitamin B6
  Folate(Vit. B9)
  Calcium
  Iron
  Magnesium
  Manganese
  Phosphorus
  Potassium
  Zinc.
1.4. Manfaat Padi Untuk Kesehatan
Ø  Sebagai sumber energi
Padi/beras banyak mengandung karbohidrat yang bertindak sebagai bahan bakar bagi tubuh dan membantu dalam fungsi normal otak.
Ø  Bebas kolesterol
Beras tidak mengandung lemak yang berbahaya, yaitu kolesterol atau sodium. Nasi menjadi salah satu bagian dari diet yang seimbang.
Ø  Kaya akan vitamin
Nasi banyak mengandung vitamin dan mineral misalnya niacin, vitamin D, kalsium, serat, zat besi, thiamine, dan riboflavin.
Ø  Mengandung resistant starch
Nasi banyak mengandung resistant starch, yang akan masuk ke dalam usus dalam bentuk yang belum dicerna. Itu akan membantu pertumbuhan bakteri-bakteri yang berguna di dalam usus.
Ø  Mengurangi resiko tekanan darah tinggi
Nasi tidak banyak mengandung sodium, dan dianggap sebagai makanan terbaik untuk mereka yang menderita tekanan darah tinggi dan hypertensi.
Ø  Mencegah kanker.
Whole grain rice misalnya brown rice itu banyak mengandung serat insoluble yang mungkin bisa melindungi anda dari berbagai jenis kanker. Banyak peneliti yang percaya bahwa serat insoluble itu penting dalam melindungi tubuh dari cell-cell kanker.
Ø  Mengobagi dysentery
Bagian kulit dari dari nasi dianggap sebagai obat yang efektif untuk mengobati dysentery. Sekam padi yang berusia tiga bulan mengandung diuretic properties.
Ø  Merawat kulit
Para ahli medis mengatakan bahwa tepung padi bisa digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit. Di wilayah India, air beras digunakan oleh praktisi ayurvedic sebagai obat yang efektif untuk mendinginkan permukaan kulit yang terbakar.
Ø  Menguatkan jantung
Rice bran oil punya kemampuan antioxidant yang bisa menguatkan jantung dengan cara mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Ø  Mencegah konstipasi
Serat insoluble yang terdapat di nasi akan bertindak sebagai sponge lembut yang mendorong makanan untuk melewati usus dengan mudah dan cepat.







BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

  2.1  Karakteristik Komoditi
Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan rumput-rumputan. Berdasarkan taksonomi tanaman, padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom              : Plantae
Subkingdom         : Tracheobionta
Super Divisi          : Spermatophyta
Divisi                    : Magnoliophyta
Kelas                    : Liliopsida
Sub Kelas             : Commelinidae
Ordo                     : Poales
Famili                   : (suku rumput-rumputan)
Spesies                  : Oryza sativa L.
2.1. Morfologi Tanaman Padi
  1. Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang berfungsi menyerap air danzat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman.
 Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :
  1. Radikula
Akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang. Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke atas sehingga terbentuk batang dan daun.
  1. Akar serabut(adventif)
Setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh.
c.       Akar rambut
Merupakan bagian akar yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
d.      Akar tajuk (crown roots)
Akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal mudah berkembang.Bagian akar yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yangbaru atau bagian akar yangmasih muda berwarna putih.
  1. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yangmembalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi lidah daun (ligula), dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
Pertumbuhan batang tanaman padi adalah merumpun, dimana terdapat satu batang tunggal/batang utama yang mempunyai 6 mata atau sukma, yaitu sukma 1, 3, 5 sebelah kanan dan sukma 2, 4, 6 sebelah kiri. Dari tiap-tiap sukma ini timbul tunas yang disebut tunasorde pertama.

  1. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi adalah :
  1. Helaian daun
Terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung varietas padi yang bersangkutan.
  1. Pelepah daun (upih)
Merupakan bagian daun yang menyelubungi batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
  1. Lidah daun
Lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi lidah daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.
Daun yang muncul pada saat terjadi perkecambahan dinamakan coleoptile.Coleoptilekeluar dari benih yang disebar dan akan memanjang terus sampai permukaan air. Coleoptile baru membuka, kemudian diikuti keluarnya daun pertama, daun kedua dan seterusnya hingga mencapai puncak yang disebut daun bendera, sedangkan daun terpanjang biasanya pada daun ketiga. Daun bendera merupakan daun yang lebih pendek daripada daun-daun di bawahnya, namun lebih lebar dari pada daun sebelumnya. Daun bendera ini terletak di bawah malai padi. Daun p            adi mula-mula berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi daun. Daun pertama pada batang keluar bersamaan dengan timbulnya tunas (calon daun) berikutnya. Pertumbuhan daun yang satu dengan daun berikutnya (daun baru) mempunyai selang waktu 7 hari,dan 7 hari berikutnya akan muncul daun baru lainnya.
  1. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas bukuyang terakhir inilah biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa mencapai100-120 bunga.
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu. (Departemen Pertanian, 1983).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:
  1. Kepala sari
  2. Tangkai sari
  3. Belahan yang besar (Palea)
  4. Belahan yang kecil (Lemma)
  5. Kepala putik
  6. Tangkai bunga
  1. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.

  1. Syarat Tumbuh
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0-1500 m dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18-22 cm dengan pH antara 4-7.
  1. Teknik Budidaya
Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa  dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi.
  1. Persemaian
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai.
  1. Persiapan dan Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah (struktur tanah) yang dikehendaki oleh tanaman. Pengolahan  tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
  1. Pembersihan
  2. Pencangkulan
  3. Pembajakan
  4. Penggaruan
  5. Perataan
  6. Penanaman
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
*      Persiapan lahan
o   Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.
*      Umur bibit
o   Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bib it tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.

*      Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1)        Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari (tergantung jenis padinya, genjah/dalam) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan.
2)        Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah sistem larikan (cara tanam), jarak tanam, hubungan tanaman, jumlah tanaman tiap lobang, kedalam menanam bibit, cara menanam.
*      Pemeliharaan
Meliputi :
v  Penyulaman dan penyiangan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyulaman yaitu bibit yang digunakan harus jenis yang sama, bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu, penyulaman tidak boleh melelewati 10 hari setelah tanam, selain tanaman pokok (tanaman pengganggu) supaya dihilangkan.
v  Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan menjadi pengairan secara terus-menerus dan pengairan secara piriodik.
v  Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan/produksi.
Pengendalian Hama dan Penyakit
1)        Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : Menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian : Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun. Menggunakan BVR atau Pestona.
2)        Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala : Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian: BVR atau Pestona.
3)        Wereng
Penyerang batang padi : Wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), Wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera). Wereng penyerang daun padi : Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus.
Gejala : Tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian : Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah. Penyemprotan BVR.
4)        Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala : Buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak, pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian : Bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba. Penyemprotan BVR atau Pestona.
Pengolahan Tanah Tanaman Padi
Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang (galengan) sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman.
Tahapan Pengolahan Tanah
Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–kegiatan sebagai berikut :
  1. Perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran
Sebelum penggarapan tanah dimulai, Pematang/Galengan harus dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat cukup tinggi. Fungsi utama untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan, sebab dalam penggarapan tanah air tidak boleh mengalir keluar. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput. Kegiatan ini bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.
  1. Pencangkulan
Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.
  1. Pembajakan dan Penggaruan
Pembajakan dan Penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanam padi.
Ø  Pembajakan
Aliri petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu dibuat alur ditepi dan ditengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman dalam pembajakan + 15-25 cm. Hingga tanah benar-benar terbalikan dan hancur.
Adapun manfaat dari pembajakan adalah sebagai berikut :
1)        Pemberantasan gulma, sebab dengan pembajakan tumbuhan dan biji gulma akan terbenam.
2)        Menambah unsur organik, karena pupuk hijau yang berasal dari rumput akan terbenam dan tercampur dengan tanah.
3)        Mengurangi pertumbuhan hama penyakit.
Setelah dibajak tanah segera harus digenangi, untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan menghindari hilangnya nitrogen juga melunakan bongkahan tanah yang disebabkan pembajakan. Penggenangan dilakukan selama kira-kira seminggu.


Ø  Penggaruan
Sebelum penggaruan dimulai, terlebihdahulu air didalam petakan dibuang, ditinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan bongkahan tanah. Selama penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup, untuk menjaga supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan.Dengan cara menggaru tanah memanjang dan melintang, bongkahan-bongkahan tanah dapat dihancurkan. Dengan penggaruan yang berulang-ulang :
1)        Peresapan air ke bawah dikurangi
2)        Tanah menjadi rata
3)        Penanaman bibit menjadi mudah
4)        Rumput-rumput yang ada akan terbenam
Setelah penggaruan pertama, sawah digenangi lagi selama 7-10 hari.
Ø  Peratakan
Proses perataan sebenarnya adalah penggaruan yang kedua, yang dilakukan setelah lahan digenangi 7-10 hari. Pengaruan yang kedua ini dilakukan dengan maksud :
  1. Meratakan tanah sebelum tanam pindah
  2. Membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi
  3. Melumpurkan tanah dengan sempurna
Tahapan pengolahan tanah mulai dari perbaikan pematang/galengan sampai perataan memerlukan waktu ± 25 hari atau ± sama dengan umur bibit di persemaian.
Secara Umum Pengolahan Tanah Meliputi 3 Fase
  1. Penggenangan tanah sawah sampai tanah jenuh air.
  2. Membajak sebagai awal pemecahan bongkah dan membalik tanah.
  3. Menggaru untuk menghancurkan dan melumpurkan tanah.
Untuk 3 fase pengolahan tanah tersebut menggunakan 1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dengan cara basah yaitu tanah sawah dibajak dalam keadaan basah dan digaru memanjang dan menyilang sampai tanah melumpur dengan baik. Pengolahan tanah paling lambat 15 hari sebelum pemindahan bibit.
Ciri-ciri Tanah Telah Selesai Diolah dan Siap Untuk Ditanami
  1. Tanah terolah sampai berlumpur
  2. Air tidak lagi banyak merembes ke dalam tanah
  3. Permukaan tanah rata
  4. Pupuk tercampur rata
  5. Bersih dari sisa gulma dan tanaman
Panen
a.    Panen
            Penentuan saat panen tanaman pangan bijian merupakan syarat awal mutu yang baik. Pada budidaya padi salibu panen bisa dilakukan pada umur ± 90 hari.  Jika terlambat memanen padi, akan mengakibatkan banyak biji yanag tercecer atau busuk sehingga mengurangi produksi. 10 hari menjelang panen sebaiknya sawah dikeringkan, tujuannya adalah untuk menyerempakkan pematanagan gabah.
Ciri – ciri padi yang sudah bisa dipanen adalah : apabila butir gabah yang menguning sudah mencapai 80 % dan tangkainya sudah merunduk. Untuk lebih memastikan padi sudah siap untuk dipanen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirnya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen. Padi dipanen dengan menggunakan sabit dan batang disisakan 5-10 cm di atas permukaan tanah.
Setelah pemanenan, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Perontokan dilakukan dengan alat perontok bertenaga manusia. Adapun cara perontokan dengan alat ini adalah dengan cara batang padi dipukul-pukulkan ke kayu hingga padi berjatuhan. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
1. Dari aspek ekonomi sistem padi salibu jauh lebih menguntungkan karena dengan biaya input yang rendah mampu menghasilkan gabah relatif sama dengan yang dihasilkan sistem konvensional bahkan bisa melebihi dari tanaman utama. Secara sosial ternayata padi salibu sangat diminati oleh petani, jauh melampaui minat melaksanakan inovasi teknologi lainnya.
2. Padi salibu perakarannya lebih kuat dan areal perakarannya luas sehingga dalam penyerapan unsur hara dan air lebih efektif sehingga pertubuhan vegetatif tanaman baik, hal ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif sehingga produksi meningkat.
3.
3.2.Saran

            Melalui tulisan ini saya menyarankan kepada semua pihak yang memegang kebijakan dalam menggerakan dan membangun pertanian dinegri ini.  walaupun teknologi padi salibu hanya merupakan pengetahuan lokal masyarakat agar dapat dilakukan penelitian lebih lanjut agar lebih bermanfaat bagi kita semua.







DAFTAR PUSTAKA


AAK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Andoko, A. 2010. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.
Burbey, 2002, Pengelolaan Tanaman Dan Sumberdaya Terpadu Padi Sawah Irigasi, Padang

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BP3) Bogor, 1988. Budidaya Tanaman Padi. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Departemen Pertanian, 2006. Sistem Legowo di Lahan   Sawah. Deptan.go.id/ind.
Di akses tanggal 15 Maret 2012

Hirupbagja. 2009. Budidaya Tanaman/Morfologi Tanaman Padi. html. Blogspot.Com. Di akses tanggal 20 maret 2012

Soenarso Wirjoprajitno. 1981, Gema Penyuluh Pertanian Bercocok Tanam Padi, Dirjen Tanaman Pangan, Jakarta

Sundowo Harminto ddk. 2003. Biologi Umum, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta

Suparyono dan Agus S, 1997. Mengatasi masalah budidaya padi, Penebar Swadaya, Jakarta, 109 hal
           
Susilawati, 2011. Agronomi Ratun Genotipe – Genotipe Padi Potensial Untuk Lahan Pasang Surut. Disertasi Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,      94 Hal

Warintek Bantul. 1999. Budidaya Tanaman/Morfologi Tanaman Padi. html. Blogspot.Com. Di akses tanggal 20 Maret 2012

Yohanes.  2012.  Tanam Sekali Panen Berkali-Kali Dengan Teknologi Padi Salibu. UPT Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kab.Tanah Datar Kecamatan Lima Kaum, 22 Hal






Comments

Popular posts from this blog

ALAT MUSIK TRADISIONAL 34 PROVINSI

Makalah Tentang Makanan Kue Kering dan Gorengan

CONTOH SOAL MID SEMESTER KELAS VIII SEMESTER 1